Cara Menjadi Penulis Novel Online (5)- Hola, Teman Cantik. Belakangan ini di beranda Facebook-ku sering sekali ada pertanyaan 'gimana caranya menjadi penulis'.
Atas dasar itulah aku membuat beberapa tulisan receh tentang gimana cara menjadi penulis novel online. Untuk 1-4 bisa kamu baca di FB-ku, ya. Ketik aja di kolom pencarian FB Maitra Tara.
Okey, langsung aja deh aku akan ngebagiin tips gimana cara menjadi penulis novel online yang ke-5.
Caranya yaitu siapkan mental. Udah itu aja, sih. Kayaknya sepele, ya. Padahal soal mental ini adalah salah satu faktor orang itu bisa berhasil apa gak di dunia tulis menulis dan bisa bertahan atau gak menjadi seorang novelis online.
Disclaimer dulu, tulisan ini berdasarkan pengalaman aku pribadi dan penulis-penulis online yang aku temui di dunia maya. Jadi, bukan asal tulis atau copy dari orang lain. Oke? Oke, dong ....
Mental yang kuat, harus dimiliki seorang penulis. Kenapa? Karena kalau gak kuat mental, kamu gak akan kuat terhadap serangan-serangan.
Serangan ini berasal dari outside dan juga inside.
Hal-hal dari outside yang bisa men-trigger mental kamu biasanya datang dari orang lain. Entah ada yang ngasih kritik dan saran ke kamu, tapi kamu gak terima atau bahkan ada yang bilang novel kamu jelek.
Orang kalau gak kuat mental, pasti gak hanya marah, tetapi nangis, ngamuk, bisa banting hp, bahkan bisa stop nulis. Padahal, dua hal di atas adalah hal biasa di dalam dunia menulis novel. Bagus—tidak bagus sebuah novel, bisa berdasarkan beberapa hal termasuk selera. Kita gak bisa kan maksain orang lain untuk suka sama novel kita?
Hal-hal inside yang bisa bikin mental kamu breakdown ini adalah masalah yang timbul dari dalam diri sendiri. Bersumber dari hati dan pikiran sendiri. Misalnya, novel sepi gak ada pembaca padahal kamu sudah merasa bagus. Atau kamu lihat novel orang lain yang kamu anggap gak bagus, tapi ramai pembaca.
Bisa juga kamu sudah konsisten nulis tiap hari, satu bulan menghasilkan novel tamat, tetapi pembaca gak datang juga. Penghasilan kamu 0 dan penghasilan penulis sebelah jutaan-puluhan juta. Beuuuh! Suwer, dah. Kalau mentalmu gak kuat, kamu akan lapuk dari dalam. Strees dan yang paling parah adalah gantung HP alias gak mau nulis lagi lantaran marah dan kecewa.
Terus, gimana sih caranya kita menjadi penulis yang bermental kuat?
Perlu diingat, orang yang memiliki mental kuat bukan berarti dia yang tidak pernah kecewa, marah, atau baper. Namun, dia adalah orang yang mampu mengatasi perasaan dan keadaan yang dialaminya.
Kalau penulis bermental lemah mengalami hal-hal di atas, biasanya mereka akan menyalahkan orang lain, keadaan, dan tidak mau menulis lagi. Akan tetapi jika orang tersebut bermental kuat, mereka akan marah, kesal, kecewa, menangis, dan setelah itu mereka bangkit lagi.
Penulis-penulis semacam ini tak kenal kata menyerah. Tidak kenal kata berhenti. Semua kritikan didengarkan, belajar memperbaiki pelan-pelan, dan tetap berusaha mencapai keinginannya yaitu menjadi penulis yang dikenal dan banyak royalti.
JK Rowling sebelum sukses dengan Harry Potter-nya, dia pernah ditolak oleh 12 penerbit. Bisa bayangin gak kalau seandainya di penolakan pertama, JK Rowling memilih menyerah, mengubur naskahnya, dan tidak mau berusaha lagi?
Yup, betul! Kalau saat itu dia menyerah, gak akan ada novel Harry Potter dan gak akan pernah ada film Harry Potter yang menurutku iconic banget dan belum bisa tergantikan sampai sekarang.
Pertama kali kisah Harry Potter ditulis pada tahun 1990. Tahun 1995 dia mulai merancanakan Harry Potter memiliki tujuh seri. Dan setelah mengalami penolakan berkali-kali itu pada tahun 1997 akhirnya ada penerbit yang menyukai naskahnya dan lahirlah Harry Potter and Philosopher's Stone.
Seandainya saja saat itu JK Rowling menyerah karena tak kuat mental, maka Harry Potter tak akan menjadi buku terlaris sepanjang masa yang terjual 600 juta kopi (sampai Februari 2023).
JK Rowling juga tak akan menjadi penulis terkaya di dunia nomor dua dengan total kekayaan yang mencapai 14,6 T (kayaknya kalau sekarang dah nambah lagi tuh angkanya).
Dari kisah JK Rowling kita bisa bisa belajar bahwa menyerah pada keadaan, penolakan, kegagalan, bukanlah sebuah tujuan. Mereka hanya hambatan yang perlu kita terjang untuk menggapai impian. (*)
1 Comments
Setuju kak, mental memang harus kuat jadi penulis online dan mindset juga kayak konsisten menyelesaikan tulisan, soalnya saya susah banget buat selesain naskah... btw terimakasih kak sharingnya
ReplyDelete