Ekslusif by Rawpixel |
-3 Alasan Penting Kenapa Kita Harus Menulis- Setiap orang memiliki pandangan masing-masing tentang alasan kenapa sih dia menulis? Tapi, apapun alasannya, ada beberapa hal yang pasti dialami oleh sebagian besar orang yang mendedikasikan di jalan menulis (bukan jalan ninja Naruto, ya).
Menulis Bisa Membebaskan Diri Dari Penjajahan.
Ketika tidak pandai bicara, jalan satu-satunya adalah mengemukakan pendapat, buah pikir, melalui tulisan baik berupa opini, status di media sosial, atau bahkan karya fiksi berupa cerpen maupun sebuah novel.
Kenapa sih menulis kok bisa membebaskan diri dari penjajahan? Memangnya ini masih jaman kompeni?
Eittts! Tunggu dulu. Yang aku maksudkan di sini bukan penjajahan yang seperti itu, ya. melainkan penjajahan dari sempitnya berpikir, penjajahan closed minded, penjajahan stress yang acap kali menyerang kaum perempuan terutama bagi ibu-ibu yang seharian disibukkan dengan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor sementara tidak ada teman curhat, tidak ada tempat berkeluh kesah dan menuangkan apa yang ada di dalam kepalanya.
Nah, menulis ini lah yang bisa menjadi obat bagi rasa kesepian kita. Membebaskan diri dari keterkungkungan, ketidakberdayaan karena dijajah rasa stress yang berkepanjangan dan tidak kunjung menemukan solusi.
Dari pengalaman pribadi sebagai seorang anak yang lahir dan hidup di lingkungan petani miskin serta memiliki keluarga yang tidak berpendidikan dan sama sekali buta huruf, membuat masa kecil hingga masa remajaku menjadi seorang yang tertutup. Belum lagi tumbuh di tengah keluarga yang tidak kondusif (KDRT) serta kerap menjadi korban bullying, membuat aku yang seharusnya di masa itu bahagia dan menikmati masa muda, justru malah sebaliknya. Dan dengan alasan itulah ketika beranjak dewasa, masa lalu membuatku menjadi orang ketus, tertutup, tidak percaya diri, tidak berani mengemukakan pendapat dan tidak pandai bergaul.
Ketika masuk di dalam dunia kerja, pribadi yang aku bawa dari pengalaman pahit di masa lalu, membuatku cukup stress ketika dari pagi sampai sore harus bekerja. Begitu sampai di rumah, sudah lelah, tidak ada teman cerita, sampailah pada akhirnya mencapai puncak yaitu uring-uringan dan tidak memiliki motivasi dalam menjalani kehidupan. Putus asa. Dan merasa hidup ini gak ada artinya dan lebih baik mati saja karena ketika manusia mati, kita tidak perlu lagi mengingat betapa sakitnya hidup dalam keluarga yang tidak stabil dan dijadikan bahan hujatan oleh kawan.
Hingga suatu ketika, datanglah media sosial bernama Facebook untuk pertama kalinya. Kehadiran Facebook menjadi salah satu alasan yang mendasari keinginanku untuk menjadi seorang penulis. Di catatan Facebook, aku kerap mengunggah cerpen, puisi, atau hanya sekadar coretan ketika lelah dengan rutinitas pekerjaan. Dan akhirnya setelah lebih dari sepuluh tahun berlalu, i'm here! Aku yang baru, aku yang fresh dan lebih berpikir terbuka akan banyak hal yang terjadi dunia ini.
Menulis mengajarkan aku menjadi pribadi yang cukup pandai membaca. Baik itu membaca buku yang ditulis oleh manusia, atau cerita yang dituliskan oleh Tuhan. Bermula dari penulis Facebook, iseng-iseng ikut lomba cerpen, memasukkan tulisan ke majalah online, terjun di dunia blogging, dan juga menulis novel.
Kalau ditanya, apakah setiap penulis memiliki cerita sendiri di balik kisahnya? Aku bisa memastikan, iya! Dan ketika berkumpul dengan sesama penulis pun, penderitaan yang dialami hampir serupa.
Well, menulis adalah obat. Menulis adalah sahabat yang menjadi teman di saat gundah dan lelah. Ketika tidak bisa berbicara, maka menulislah. Dengan seperti itu, suara kita akan bisa didengar tanpa harus berkata-kata.
Mendapatkan Tambahan Income!
Kalau sudah membahas soal income, biasanya, kaum ibu yang paling semangat. Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang ini. PHK di mana-mana, harga kebutuhan pokok naik, listrik naik,BPJS naik, semua serba naik. Yang turun hanya penghasilan saja karena adanya lock down yang mau tidak mau, harus membatasi diri dengan lingkungan sekitar.
Selain alasan yang pertama, alasan kedua ini juga tak kalah penting kenapa kita harus menulis. |
Ketika kita mulai menekuni dunia menulis, bukan hal mustahil kita akan mendapatkan pendapatan tambahan. Entah itu dari menulis artikel yang kita kirim ke majalah, mengirim cerpen ke media cetak maupun online, content writing, menjadi blogger atau bahkan menjadi seorang penulis amatiran dengan cara bergabung di platform lokal maupun luar yang sedang membeludak belakangan ini.
Menjadi seorang penulis yang dahulu dipandang sebelah mata, saat ini profesi sebagai seorang penulis tak bisa diragukan lagi bahkan menjanjikan.
Menjadi Pembaca yang Baik.
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik.Penggalan kalimat di atas kerap menyapa telinga ketika membaca sosial media ataupun bertukar pikiran dengan kawan yang sama-sama menyukai dunia menulis. Tidak ada penulis yang bisa menghasilkan tulisan yang baik dan berbobot, kecuali dia rajin membaca.
Diakui atau tidak, diterima atau tidak, dari apa yang ditorehkan oleh seorang penulis, pembaca bisa membayangkan dan kerap mempertanyakan, "Kira-kira, buku apa, sih yang dia baca kok bisa nulis kayak gini?"
Menulis dan membaca adalah satu paket untuk menjadi penulis yang handal. Tak lupa, ketekunan, kesabaran, serta terus belajar dalam rangka meningkatkan kualitas tulisan melalui pelatihan-pelatihan adalah hal yang diperlukan dan ikut andil dalam keberhasilan agar menjadi seorang penulis yang baik serta menghasilkan karya-karya yang diminati pasar.
Pelatihan menulis di jaman modern seperti jaman sekarang, bukanlah hal yang sulit di dapat. Cara belajar tersebut bisa didapatkan melalui kelas offline maupun secara online. Penyedia kelas menulis pun beragam dan salah satu yang terbaik adalah Tempo Institute.
Tempo Institute sendiri adalah anak dari TEMPO Inti Media Group yang fokus pada pengembangan dunia jurnalistik, media dan komunikasi. Sekaligus, menjadi wadah bagi para penulis pemula maupun orang yang ingin menekuni dunia kepenulisan.
Ada banyak kelas menulis yang bisa kita ikuti baik itu secara offline maupun online. Gratis maupun berbayar (dengan harga yang relatif murah dan tidak membuat kantong jebol). Salah satu kelas yang sangat aku rekomendasikan kepada penulis pemula (seperti aku) atau bahkan buat teman cantiks yang ingin belajar menulis, kelas satu ini sangat cocok bagi kita. Yup! Teknik menulis untuk pemula ini bisa kita ikuti secara daring dan dipandu oleh tenaga profesional hanya dengan mengeluarkan sedikit dana yaitu Rp 100.000. Murah kan ... kan ... kan ....
Selain mendapatkan ilmu, ketika mengikuti kelas ini kita juga akan mendapatkan banyak benefit. Seperti; Bagaimana cara mendapatkan ide, menyusun kerangka tulisan, cara riset, menyusun paragraf, editing, hingga tulisan kita layak publish. Gimana, masih penasaran dengan kelas menulis yang lain? Buruan kepoin Tempo Institute! Mau belajar menulis? Ke Tempo Institute aja!
Note : Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Catatan Pringadi bekerja sama dengan Tempo Institute.
0 Comments