Image : Visme |
Pernah tidak kita berada dalam sebuah pertemuan yang mana semua orang di dalamnya menggunakan bahasa daerah masing-masing? Dan sebagai pendatang kita cuma bisa melongo dan ikutan tertawa kalau mereka tertawa padahal gak ngerti apa yang sedang dibicarakan. Kalau pernah berarti kita sehati.
Ketika Nonton Youtube dan Kreatornya Memakai Bahasa Daerah.
Beberapa waktu lalu kawan di Facebook ditandai oleh adiknya yang sekarang memulai profesinya sebagai seorang Youtuber.
Di status itu ada sebuah video dimana adiknya dan seorang teman laki-laki sedang bermain gitar sambil bercanda. Pas video itu diputar, aku cuma bisa melongo sambil garuk-garuk kepala. Mereka itu ngomong apa, sih? Pakai bahasa Indonesia dong biar aku ngerti!
Saking jengkelnya karena aku sama sekali gak paham bahasa Sunda, aku menanyakan perihal yang mereka bicarakan.
Setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, barulah aku paham tentang apa yang mereka tertawakan. Kalau tidak salah, begini inti percakapannya.
"Katanya kamu sudah putus sama cewek kamu? Kenapa?"
"Gak dapat restu."
"Siapa yang gak ngerestuin? Emaknya atau bapaknya?"
"Bukan emaknya. Bukan bapaknya. Tapi suaminya!"
Bisa bayangin kan, ya? Gimana ceritanya kalau seluruh pembuat konten Youtube menggunakan bahasa daerah masing-masing? Yang gak ngerti apa yang sedang dibahas pasti akan melongo berjamaah!
Redupnya Bahasa Indonesia di Kalangan Pekerja Migran di Singapura.
Hampir enam tahun tinggal di Singapura dan bekerja sebagai tenaga kerja wanita di sektor rumah tangga, aku cukup banyak bertemu dengan orang Indonesia ketika hari libur.
Banyak dari mereka yang ketika berkumpul dengan kawan lebih nyaman memakai bahasa daerah dan bahasa Indonesia dalam percakapan.
Namun pada suatu ketika, saat aku menghadiri sebuah acara pagelaran tahunan yang diadakan oleh TKW aku merasa seperti orang asing di dalamnya. Kenapa? Karena mereka menggunakan Singlish (Singapore English) dalam percakapan. Padahal, 95% orang yang ada di ruangan itu adalah orang asli Indonesia. Lalu, kenapa lebih memilih bahasa Inggris ketika berkomunikasi dengan sesama warga tanah air?
Fenomena redupnya bahasa Indonesia di kalangan pekerja Singapura tidak hanya berhenti di situ saja. Dalam percakapan di media sosial, pun mereka merasa lebih percaya diri dan nyaman menggunakan bahasa Inggris. Memang, tidak ada pelarangan dalam hal itu. Hanya saja, kita adalah orang Indonesia. Maka, gunakanlah bahasa Indonesia jika kita bukan di dalam forum yang mengharuskan memakai bahasa asing. Jangan sampai, kita seperti seorang tenaga kerja yang sempat viral karena saking lamanya berada di luar negeri sampai lupa bahasa sendiri.
Merebaknya Bahasa Asing di Kalangan Selibritis Tanah Air.
Coba kita perhatikan, banyak sekali tayangan-tayangan di televisi mereka mencampur adukkan bahasa Inggris dan Indonesia. Sehingga tanpa sadar anak-anak maupun orang dewasa yang melihat tayangan tersebut ingin bisa berbahasa asing seperti idolanya.
Belum lagi kicauan mereka di Twitter dan Instagram yang kalau dibaca akan membuat berdecak kagum. "Wah keren nih. Bisa bahasa Inggris." Dan fenomena ini diakui atau tidak akan membuat para penggemar artis tersebut lebih menyukai bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia.
Mari Bersatu Melalui Bahasa Indonesia Bersama Malang Post Online.
Beruntung dalam Bulan Bahasa 2019 Malang Post Online bersama dengan IKIP Budi Utomo Malang mengadakan lomba blog bertemakan Bahasa Sebagai Lambang Persatuan Bangsa. Yang mana tidak hanya dijadikan sebagai ajang perlombaan bagi para Narablog, tapi juga sebagai pengingat bahwa sebagai orang Indonesia sudah selayaknya kita tetap melestarikan bahasa sendiri di tengah gempuran budaya asing yang masuk ke dalam negeri.
Mari budayakan berbahasa Indonesia khususnya bagi teman-teman yang berada di luar negeri. Bisa bahasa asing memang baik dan sangat dianjurkan. Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah jangan sampai kita menyingkirkan bahasa Indonesia dari keseharian kita hanya karena kita jauh dari negeri ibu pertiwi. Mari berbudaya. Mari berbahasa satu, bahasa Indonesia melalui cuitan-cuitan di media sosial. (*)
2 Comments
Kalo bisa berbahasa asing itu kesannya memang 'wow, banget!'. Hehehe.
ReplyDeleteYang jelas, mari beraksi dari lingkaran terdekat kita. Salam.
💐💐💐yg jelas harus pandai2 juga milih tempat dan situasi.
ReplyDelete